Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antusias Mahasiswa Sekitar Yogyakarta Menolak RUU dalam Aksi GejayanMemanggil


Magelang - Saat ini mahasiswa dari beragam kampus di sekitar Yogyakarta sedang menserukan Aksi Besar. Aksi besar ini berdemonstrasi menentang berbagai revisi undang-undang bermasalah yang akan segera disahkan Dewan Perwakilan Rakyat. Demonstrasi itu akan berlangsung hari ini, Senin, 23 September 2019.





Mahasiswa UMMGL bersiap mengikuti aksi gejayan memanggil




Sempat beredar pula ajakan melalui grup wa dari sumber yang berbeda beda dengan tujuan yang sama, berikut ini contohnya.





Pesan di salah satu gc universitas di magelang




Dikutip dari laman Tempo, Mereka akan menyampaikan mosi tidak percaya kepada DPR RI. Mosi itu mereka sampaikan karena kecewa terhadap anggota dewan yang tidak mendengarkan aspirasi publik. Mereka menyoroti beberapa revisi undang-undang bermasalah, di antaranya Revisi Rancangan Undang-Undang Hukum Pidana yang mengancam privasi dan demokrasi. Juga pelemahan Komisi Pemberantasan Korupsi dan tidak segera disahkannya RUU Penghapusan Kekerasan Seksual.




Seruan ajakan mahasiswa untuk turun ke jalan itu muncul dalam berbagai poster yang beredar di media sosial, di antaranya facebook, twitter, instagram, dan Whatsapp. Gerakan itu diberi keterangan #Gejayan Memanggil. Di medsos juga bermunculan seruan kosongkan kelas-kelas turun ke jalan kita ketemu di Gejayan Rakyat Bergerak.“Kami datang dari belasan universitas, bergabung bersama masyarakat sipil,” kata humas aksi #Gejayan Memanggil, Syahdan ketika dihubungi oleh media Tempo, Ahad, 22 September 2019.




Diikuti ribuan Mahasiswa





Menurut Syahdan mahasiswa dari belasan universitas itu di antaranya Universitas Gadjah Mada, Universitas Islam Negeri Sunan Klaijaga, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, Universitas Ahmad Dahlan. Para mahasiswa itu ada yang datang sebagai pribadi maupun mewakili Badan Eksekutif Mahasiswa.




Gerakan itu diberi nama Gejayan Memanggil. Karena Gejayan di tahun 1998 menjadi saksi perlawanan mahasiswa dan masyarakat Yogyakarta terhadap rezim Orde Baru yang represif. Tahun 2019 ini kembali muncul upaya kembali ke Orde Baru melalui berbagai RUU bermasalah yang anti-demokrasi.




Dosen Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM, Diah Kusumaningrum mengatakan dosen UGM memberikan dukungan terhadap rencana aksi mahasiswa tersebut. Bersamaan dengan jam demonstrasi pada pukul 13.00-15.00, di kelas yang diampu Diah terdapat 27 mahasiswa untuk kelas Konflik: Analisis dan Transformasi.




Dukungan dosen terhadap mahasiswa itu bermacam-macam. Halnya menyebarkan poster di sosial media dan juga memberikan izin kepada mahasiswa untuk ikut serta turun kejalan. Ada juga yang memindahkan kuliah mahasiswa di jam lain. Ada pula yang membatalkan kelas dengan memberi tugas khusus. Kalaupun ada dosen yang diam, kata dia belum tentu tidak mendukung mahasiswa. “Dosen itu bisa jadi membayangkan mahasiswa sebagai orang dewasa yang nggak perlu diberi izin khusus buat menjalankan perannya sebagai warga negara,” kata Diah.





pesan yang ditujukan ke perwakilan kelas salah satu univ di magelang




Pesan dari saya, ingatlah untuk selalu menjaga diri agar tidak berlebihan dalam aksi ini, dan juga bisa untuk mengubah sikap. Halnya jangan lagi malas jadi mahasiswa, jangan sering titip absen dll. semoga keselamatan selalu di sisi kalian. terima kasih. :)

Agus Dwi
Agus Dwi Selalu ada cara lain untuk menjadi lebih baik dari hari ini.

Posting Komentar untuk "Antusias Mahasiswa Sekitar Yogyakarta Menolak RUU dalam Aksi GejayanMemanggil"