Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hilangnya Motivasi Anak karena Selalu Dibandingkan

Setiap orang memiliki kemampuan ataupun bakat yang berbeda-beda. Hanya karena seseorang tidak bisa melakukan kegiatan yang dilakukan orang lain, jangan buru-buru menghakimi. Jangan pula membanding-bandingkan dia, karena ketika hidupnya penuh dengan kalimat 'si A saja sudah bisa begini, kok kamu nggak bisa' akan membuat orang tersebut tertekan.


"Dibanding-bandingkan itu sebenarnya nggak boleh ya, karena itu akan membuat anak tidak mengembangkan kemampuan yang dimiliki, tapi hanya menyamai seseorang," ujar psikolog anak dan remaja, Ratih Zulhaqqi, dalam perbincangan dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (12/3/2015).

"Coba kalau kamu mau pilih belajar seperti dia daripada main game terus-menerus pasti rangkingmu lebih baik!"

Kalimat semacam itu sering terdengar bila orang tua mulai jengkel dengan kemampuan anaknya. Namun, tahukah Anda membanding-bandingkan anak adalah hal yang sangat buruk.

Membandingkan seseorang dengan orang lain rupanya sudah menjadi budaya di masyarakat. Prestasi, kekayaan, kemampuan, penampilan, fisik serta kepandaian merupakan hal yang menjadi tolak ukur bagi anak-anak. Ketika orang tua melihat anak lain mempunyai sesuatu yang dibanggakan maka disitulah mulai muncul fikiran bahwa anakku juga harus menjadi sosok yang juga bisa dibanggakan seperti dia.

Perbandingan yang baik memang mampu memicu anak untuk lebih bersemangat menggapai prestasi. Anak akan merasa termotivasi saat melihat kesuksesan orang lain dan akan berusaha menyamai kondisi tersebut. Namun, apabila perbandingan dilakukan dengan cara yang salah, anak akan merasa tidak dihargai dan hal tersebut bisa dikatakan sebagai bullying karena anak merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri.

Dikutip dari laman Being The Parent, berikut ini adalah 8 dampak buruk yang ditimbulkan dari sikap orang tua yang membanding-bandingkan anaknya:

1. Stres

Saat terus-terusan dibandingkan dengan anak lain, anak akan merasa terbebani dengan sikap dan kemauan orang tua yang selalu menekan si anak untuk menunjukkan kemampuan yang lebih baik. Hal ini akan membuat anak gelisah dan sulit tidur. Sebaiknya Anda sebagai orang tua bicarakan baik-baik dengan anak, tanyakan apa yang membuat semangatnya menurun, apakah ada hal yang mengganggu fikirannya dan kemudian cari jalan keluarnya bersama-sama.

2. Merasa rendah diri

Anak yang sering dibanding-bandingkan mereka akan mulai berfikir bahwa anak-anak lain yang dibandingkan dengannya selalu lebih baik darinya. Dan anak tidak mampu membuat sesuatu yang baik yang sesuai harapan orang tuanya. sehingga saat melakukan sesuatu, selalu berasa tidak mampu.

3. Menghindari keramaian

Ketika anak terus-terusan dicibir karena kemampuannya yang kurang dibandingkan dengan anak lainnya dan terlalu sering menjadi bahan perbandingan. Anak akan mulai menghindari keramaian dan interaksi sosial. Akibatnya anak akan menjadi pribadi yang tertutup, enggan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan akhirnya susah untuk memiliki teman.

4. Sikap acuh tak acuh

Jika segala pencapaian yang dilakukan anak selalu diabaikan karena dianggap tidak sepadan dengan anak lain. Maka anak akan bersikap cuek dan males untuk menggapai prestasi demi membuat bangga orang tuanya. Karena sikap orang tua yang terus-terusan memuji anak lain dan tidak menghargai hasil anaknya sendiri. Akibatnya anak akan berfikir bahwa usaha dan kerja kerasnya selama ini hanyalah sia-sia saja. Dan akhirnya si anak merasa tidak perlu mengusahakan apapun untuk membuat bangga orang tuanya.

5. Bakat yang ditekan hingga menghilang

Ketika anak sedang menyukai atau melakukan suatu hal yang disukainya, bisa saja itu adalah hal yang sedang si anak sukai/dalami. Namun, disisi lain orang tuanya merasa bakat si anak tidak terlalu penting/bermanfaat dan pada akhirnya orang tua menyuruh anaknya untuk mendalami bakat lain yang menurut orang tua jauh lebih bermanfaat.

Dalam hal ini anak akan mengalami dilema karena saat anak sedang mengeksplor bakatnya, orang tua malah tidak menghargainya. Malah justru orang tua memaksa anak melakukan hal lain yang diinginkan orang tuanya. Akhirnya anak melakukan hal tersebut setengah hati. Bakat yang sangat anak sukai tidak dapat dikembangkan dan kemampuannya dibidang lain tidak bisa maksimal karena bukan dari hatinya.

6. Menilai diri sendiri dengan rendah

Saat anak sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi orang tua masih belum puas dan malah menyuruh anak untuk mencontoh anak lain. Hal ini akan membuat kepercayaan dalam diri anak runtuh dan anak pun mulai berfikir bahwa apa pun yang dilakukannya dan segala usaha anak tidak akan pernah cukup dimata orang tuanya.

7. Menjauh dari orang tua

Bila anak terus-terusan dibandingkan dengan anak lain atau bahkan saudaranya sendiri, akan muncul kecemburuan sosial, anak akan merasa bahwa ada yang salah dalam diri anak karena orang tua tidak merasa senang dengan dirinya.

Anak akan mulai menjaga jarak dengan orang tuanya karena saat anak berada dekat dengan orang tuanya, anak akan terus-terusan dibandingkan dengan anak lain. Hal tersebut akan membuat anak merasa rapuh dan kehilangan kepercayaan diri.

8. Persaingan antar saudara

Ketika orang tua memuji anak lain dihadapannya. Spontan dalam hati si anak, akan timbul rasa benci terhadap anak yang dipuji orang tuanya. Meskipun yang dipuji tersebut adalah saudaranya sendiri.

Secara tidak langsung orang tua melakukan tindakan pilih kasih yaitu anak yang prestasinya lebih baik akan lebih dicintai dan disayangi. Akibatnya anak akan merasa dirinya rendah dan tidak ada apa-apanya dibandingkan anak lain. Hal ini akan memicu sikap agresif anak  dan bisa saja anak mulai berkelahi dengan anak yang selalu dipuji orang tuanya.

Wahai para orang tua, ketauhilah bahwa setiap anak itu mempunyai karakteristik, kepribadian, kemampuan bahkan potensi yang berbeda-beda dan jelas tidak bisa dibandingkan dengan anak lain. Seharusnya Anda sebagai orang tua dukunglah apapun yang anak sukai untuk menunjang bakatnya. Puji dia jika mendapatkan prestasi. Jangan paksa anak untuk menuruti keinginan Anda.

Jika anak mendapatkan nilai lebih rendah dibandingkan anak lain, janganlah menyalahkannya dan membuatnya seolah-olah ia telah mengecewakan kita sebagai orang tua. Motivasi ia untuk berusaha lebih baik lagi dan selalu puji setiap usaha dan hasil kerja kerasnya untuk membangun kepercayaan diri anak.

dan ingatlah Salah satu pemicu penyebab hilangnya Motivasi dan Kepercayaan diri Seseorang karena selalu dibanding-bandingkan. mungkin membandingkan di tempo dulu merupakan hal yang baik, tapi sadarlah kita sekarang berada di era Revolusi. hal yang baik dulu belum tentu efisien di jaman sekarang. maka jadilah Smart People
menghargai terkadang lebih baik daripada memotivasi. dorongan lebih dibutuhkan daripada sekedar menaruh harapan. ~ Sekian dan terima gaji :).


Agus Dwi
Agus Dwi Selalu ada cara lain untuk menjadi lebih baik dari hari ini.

Posting Komentar untuk "Hilangnya Motivasi Anak karena Selalu Dibandingkan"