Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cerpen | Kandang Ayam Tua Samping Desa

Kandang Ayam Tua Samping Desa

carpen horor magelang


Sore hari itu cuaca mendung dengan taburan gerimis yang tipis aku berada di pos ronda membicarakan acara malam minggu bersama temanku. "malam ini mau ngapain ni?" ucap Abi.


Yogik datang terengah-engah dengan baju sedikit basah sambil memotong pembicaraan kami "Gus... gus ....  malam ini ada acara engak?". "bagaimana kalo kita menginap disini nanti malam" kataku

Abi membalas "kalau hanya menginap, engak asik. bagaimana kalau nanti malam kita menelusuri kandang ayam tua samping desa itu" dengan suara lirih seakan menakuti. "oke jam 9 malam kita standby di sana, oke" kataku sambil berjalan pulang meninggalkan mereka berdua di pos.

Yogik yang sedang sibuk mengeringkan baju bertanya kepada Abi "bukankah kandang ayam itu angker, katanya ada yang pernah melihat penampakan wanita berambut panjang membawa lilin disana!", "kata si Vita ya!, justru itu yang membuatku penasaran apakah perkatannya benar atau bohong, jawabannya akan kita dapatkan malam ini" balas Abi.

"oke...... gak apalah dari pada gak ada acara malam ini, aku pulang dulu ya lapar nih" kata Yogik sambil berjalan pulang dengan cuaca yang mulai cerah.

carpen horor magelang
Gambar Ilustrasi

waktu menunjukan jam 8.30 malam aku duduk di sebrang jalan dekat bangunan tua itu. bangunan tua yang malang, batinku. Bangunan yang lumayan besar dengan kondisi miring, hampir runtuh karena dibiarkan tak terawat.

Aku mendongakkan wajahku dan melihat keatas. Bulan di atas tinggal separuh, ilalang disekeliling bangunan yang cukup tinggi serta hawa dingin pesawahan yang menyengat menyelimutiku. "Ayo lah cepat datang.... perasaanku mulai tidak enak" kataku dalam hati.

"Sreekk... sreekk" aku mendengar suara seperti orang menyeret kaki dengan lirih, sontak mataku tertuju pada salah satu tiang bangunan itu, dengan cahaya bulan yang mulai memudar aku seperti melihat bayangan seseorang yang mengawasiku dari tadi, dengan tubuh samar-samar tertutup pohon ilalang.

Waktu menunjukan pukul 9.05 malam, Aku mencoba mengalihkan perhatianku kebenda lain. tapi tetap saja mataku kembali tertuju ke tiang itu seolah-olah ada yang menariknya. jantungku berdetak kencang saat bayangan itu seperti bergerak, aku mulai memejamkan mata sambil memanjatkan doa-doa didalam hatiku.

Sejenak aku terkaget mendengar suara temanku memanggilku "Agus.... Gus.. maaf telat sakit perut tadi" ucap Abi bersama Yogik yang sedang berlari kearahku.....  Akupun menghela nafas temanku sudah datang, dan bayangan hitam di tiang menghilang setelah triakan temanku tadi. " lama banget sih. yuk langsung masuk aja, lebih cepat lebih baikkan!" ujarku.

Aku tidak menceritakan kejadian tadi ketemanku agar tidak memunculkan rasa takut temanku. Dan malam penelusuranpun Dimulai!!

Aku melihat arloji yang menunjukan pukul 9.10 malam, aku mulai masuk kedalam bangunan tua itu
disusul oleh kedua temanku. "kreekk.. kreekkkkk" suara lantai kayu yang sudah mulai keropos terinjak bercampur dengan suara jangkrik dibawahku. Aku terus menelusuri kedalam bangunan itu, terlihat peralatan makan ayam berserakan, selang-selang bergelantungan tertiup angin seperti sedang dimainkan membuat bulu kudukku berdiri.

Salah satu temanku mengambil potongan kayu dan menyeretnya di dinding bangunan itu "tekk...tekk...tekk...tekk...tekk". "ngapain kamu bi" ucap Yogik.. Abi membalasnya "engak ngapa-ngapain kok, cuma biar suasananya mencair aja". Aku pun hanya bisa menatapnya dengan wajah dingin sambil mengeleng -gelengkan kepala.

Akhirnya akupun sampai ke bagian paling ujung banguna itu. aku hanya bisa melihat dalam ruangan saja, senter yang ku pakai tidak memungkinkanku menyinari sekeliling bangunan tua itu, hanya terlihat gelap pekat mengingat belakangnya adalah kebun salak yang bersebelahan dengan kuburan, berbeda dengan ruangan yang ditelusuri temanku disana terlihat hamparan sawah yang dikrudungi cahaya rembulan.

Suara jangkrik meredup menunjukan waktu sudah larut malam, temanku juga sudah berhenti memainkan kayu yang ia pungut. suasana heningpun tercipta, aku hampir tidak mendengar suara apapun diruangan itu hanya ada suara-suara angin berhembus meniup disekitar telinga. bulu kuduk mulai menegak, saat aku tau ada yang mengikutiku dari belakang. Aku berpaling sejenak, tapi tak seorangpun terlihat hanya kedua temanku di sisi lain ruangan.

Aku mulai membayangkan sesuatu seperti objek bayangan yang berbentuk datang menghampiriku, suara lirih terdengar ditelingaku "pergi.... pergi...ini bukan rumahmu". aku terdiam sesaat dan mencoba membaca doa-doa dihatiku sambil mendatangi temanku. salah satu temanku menengok kearahku dia melihat dengan wajah kaget bercampur ketakutan "whooaaaa", sontak Abi-pun lari meningalkan aku dan Yogik.

Aku tak tau apa yang dia lihat sampai ketakutan begitu, aku mulai berjalan cepat bersama Yogik. "KReeeeK" suara kayu yang kuinjak patah membuat salah satu kakiku masuk ke bawah lantai. Yogikpun lari mendengar suara tadi sambil meninggalkanku. dengan susana yang was-was aku mencoba mengeluarkan kakiku yang tersangkut lantai kayu itu, aku tak sempat melihat sekelilingku, aku hanya bisa pasrah dan ingin menangis.
perlahan tapi pasti kakiku dapat terangkat dari lantai itu. aku mengambil senter yang terjatuh dan berjalan pincang kepintu bangunan itu. aku sudah tidak memikirkan apapun lagi, yang dipikiranku cuma rasa takut.

dan akhirnya aku bisa menghela nafas setelah sampai di pintu banguna tua itu. aku melihat kedua temanku menungguku sambil membicarakan kejadian tadi. "apa yang kamu lihat tadi" ucapku bertanya kepada Abi. "aku tadi melihat sebuah bayangan dengan rambut panjang sampai kekaki tepat dibelakangmu" kata Abi. "kalau  itu pun, aku juga lihat. tapi jangan larilah" ujarku. Abi membalas "aku kaget tadi badanku refleks", Yogik langsung memotong pembicaraan "siapa suruh tadi ngerencanain kesini tadi sore"...  "maaf .. hehehe" balas Abi dengan wajah sedikit malu.

Setelah berbincang cukup lama, kamipun memutuskan untuk tidak jadi menginap dipos dan langsung pulang mengingat aku masih was-was dengan kejadian tadi. di hari berikutnya saat aku disekolah sekelasku mendengar suara yang cukup keras "gleudekkkkkk" suara itu mirip seperti gemuruh. dan sepulang sekolah aku mencoba mencari tau suara keras tadi apa. dan ternyata bangunan kandang ayam yang kemarin malam aku masuki roboh sampai hampir rata dengan tanah hanya tersisa bangunan pengawas.

carpen horor magelang
Gambar Ilustrasi

Akupun bersyukur kejadian roboh ini tidak terjadi kemarin malam, mungkin saja bisikan yang kudengar kemarin sebuah peringatan untuk tidak main di tempat itu. siapa tau hantu itu menyimpan perasaan kepadaku dan mencoba menyelamatkanku ^_^.


Cerpen Karangan: Agus Dwi A.

Agus Dwi
Agus Dwi Selalu ada cara lain untuk menjadi lebih baik dari hari ini.

Posting Komentar untuk "Cerpen | Kandang Ayam Tua Samping Desa"