Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Kebohongan Sains yang Masih Dipercaya Hingga Kini

Kebohongan Sains yang Masih Dipercaya Hingga Kini

hoax dalam sains

Apakah kalian tahu masih banyak orang yang terkecoh dengan informasi yang keliatannya ilmiah. Padahal kenyataanya hanya kebohongan belaka. Bukan hanya orang awam, bahkan secara tidak sadar kamu dan orang-orang non awam lainnya masih sering terkecoh juga.


Dan berikut adalah Kebohongan yang hidup di dunia sains.

1. Bumi Datar

konspirasi bumi datar

Yang pertama teori konspirasi bumi datar/ flat earth. Ini yang sempat ramai di media sosial tahun 2016 – saat ini. Saya sendiri pun ikut mencoba menonton teori konspirasi tersebut mumpung teman saya punya, dan cukup mengejutkan didalam video dijelaskan perbandingan-perbandingan antara bumi bulat dan datar.

Mulai dari konsep perspektif untuk menjelaskan tak terlihatnya bangunan di balik lengkungan bumi, berat jenis sebagai pengganti gravitasi, satelit yang hanya imajinasi, azimuthal equidistant sebagai bentuk peta bumi datar dan lain sebagainya. Konsep yang disampaikan tidak sepenuhnya salah. Hanya saja dipahami secara tidak sempurna terkesan asal terima, sehingga menghasilkan kesimpulan yang keliru.

Jika kamu penasaran, kamu bisa bermain dengan proyeksi bumi menggunakan azimuthal equidistant projection di sini, dan bisa buat bumi datar yang dikelilingi oleh dinding es, dinding tanah, atau bahkan bumi datar.

2. Manusia baru memakai 10% kapasitas otaknya

Manusia baru memakai 10% kapasitas otaknya

Anda pasti pernah mendengar bahwa rata-rata manusia hanya memakai 10 persen dari kemampuan otaknya. Sementara itu, orang-orang pintar seperti Albert Einstein mampu menggunakan lebih dari itu dan menciptakan berbagai hal menakjubkan.

Kisah tersebut memang menarik dan memotivasi, tetapi sayangnya hanya sekadar mitos belaka. Neurologis Barry Gordon dari Johns Hopkins School of Medicine, Amerika Serikat, bahkan menyebut mitos Manusia baru memanfaatkan 10% kapasitas otaknya, sementara 90% lagi masih belum dimanfaatkan dengan optimal pantas ditertawakan.

Sains terkini telah mengkonfirmasi bahwa itu tidak benar. Bahkan untuk sebuah kegiatan kecil seperti berdiri saja, semua bagian di otak (100%) telah bekerja. Kenyataannya, kalo manusia cuma menggunakan 10% otaknya, kita akan rentan banget dengan kelainan otak.

Tidak ada satu pun area di otak yang kalo di-nonaktif-kan tidak akan menimbulkan efek yang fatal. 90% dari otak ngga aktif itu udah sama seperti orang koma. Jika ada 1% saja otak ada yang tidak berfungsi, mungkin saja dia mengalami kelainan maupun kelumpuhan.

3. Makanan jatuh sebelum 5 detik aman

Makanan jatuh sebelum 5 detik aman adalah hoax

Apakah kamu pernah mengalami ketika makananmu jatuh, banyak dari kita yang akan segera mengambilnya, dan berkata… “belum lima menit/ belum lima detik”. dengan berangapan bahwa bakteri dan kuman di lantai belum mengkontaminasi makanan sampai waktu lima menit/detik… padahal kenyataanya keliru.

Penelitian oleh Jillian Clarke dari University of Illionis (2003) menunjukkan bahwasanya waktu lima detik itu terlalu lama. Karena bakteri dan kuman akan mengkontaminasi makanan dalam sekejap saat menyentuh lantai. Jadi yang perlu diperhatikan sebenarnya adalah kebersihan lantai itu sendiri.

4. Planet Nibiru

Planet Nibiru hoax

Planet Nibiru adalah planet yang konon katanya akan menghantam bumi suatu saat nanti dan akan menghancurkan tata surya kita. Berdasarkan analisis, Nibiru sedemikian terang sehingga hampir menyamai kecerahan Sirius hingga Bulan sabit. Tapi berdasarkan pengamatan yang dilakukan, ia tidak tampak.

Jadi, mengapa benda langit yang seharusnya sudah demikian terang sehingga hampir menyamai kecerahan Sirius hingga Bulan sabit itu tidak ada? Kesimpulan sederhananya, karena planet Nibiru memang benar-benar tidak ada di langit. Planet Nibiru hanyalah mewujud dalam angan-angan (sebagian) manusia semata, namun tidak ada dalam kenyataan sesungguhnya.


5. Kepribadian Menurut Golongan Darah

Kepribadian Menurut Golongan Darah hoax

Kenyatanya, tidak ada hubungan antara golongan darah dan kepribadian seseorang. Penelitian yang telah dilakukan oleh Kengo Nawata(Kyoto Bunkyo University) pada tahun 2014, dengan analisis secara statistik pada 10 ribu sampel orang jepang dan juga Amerika Serikat. Hasil yang didapatkan adalah tidak ada relevansi antara golongan darah dan tipe kepribadian seseorang.

Kecocokan yang kamu rasa sering terjadi adalah peristiwa confirmation bias, yaitu ketika kamu mengambil pembenaran dari suatu peristiwa tertentu. Tak jauh berbeda ketika kamu merasa hasil ramalan zodiak ternyata sama dengan kenyataan hidupmu. jadi berhentilah percaya kepada ramalan, karena sesunguhnya kebenaran hanya milik tuhan semata.
Agus Dwi
Agus Dwi Selalu ada cara lain untuk menjadi lebih baik dari hari ini.

Posting Komentar untuk "5 Kebohongan Sains yang Masih Dipercaya Hingga Kini"