Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengetahui Sejarah Tentang Sains

Mengetahui Sejarah Tentang Sains

Mengetahui Sejarah Tentang Sains


Sejarah sains adalah studi tentang sejarah perkembangan sains dan pengetahuan ilmiah, termasuk ilmu alam dan ilmu sosial. (sejarah seni dan humaniora disebut sebagai sejarah filologi) Dari abad ke-18 sampai akhir abad ke-20, sejarah sains, khususnya ilmu fisika dan biologi, sering disajikan dalam narasi progresif yang mana teori yang benar menggantikan keyakinan yang salah. [1] Interpretasi sejarah yang lebih baru, seperti dari Thomas Kuhn, menggambarkan sejarah sains dalam istilah yang lebih bernuansa, seperti paradigma-paradigma yang saling bersaing atau sistem konseptual dalam matriks yang lebih luas yang mencakup tema intelektual, budaya, ekonomi dan politik di luar sains.

Sains adalah sekumpulan pengetahuan empiris, teoretis, dan pengetahuan praktis tentang dunia alam, yang dihasilkan oleh para ilmuwan yang menekankan pengamatan, penjelasan, dan prediksi dari fenomena di dunia nyata. Historiografi dari sains, sebaliknya, seringkali mengacu pada metode historis dari sejarah intelektual dan sejarah sosial. Namun, kata scientist dalam bahasa Inggris relatif baru—pertama kali diciptakan oleh William Whewell pada abad ke-19. Sebelumnya, orang yang menyelidiki alam menyebut diri mereka sendiri sebagai filsuf alam.

Pada zaman prasejarah, saran dan pengetahuan disampaikan dari generasi ke generasi selanjutnya dalam bentuk tradisi lisan. Sebagai contoh, domestikasi jagung untuk pertanian telah berusia sekitar 9.000 tahun yang lalu di Meksiko selatan, sebelum perkembangan sistem penulisan. Demikian pula, bukti arkeologi menunjukkan perkembangan pengetahuan astronomi pada masyarakat yang pra-buta-huruf.

Perkembangan penulisan memungkinkan pengetahuan untuk disimpan dan dikomunikasikan lintas generasi dengan ketepatan yang jauh lebih besar. Dikombinasikan dengan perkembangan pertanian, yang memungkinkan untuk surplus makanan, menjadi memungkinkan bagi peradaban awal untuk berkembang, karena lebih banyak waktu yang bisa dicurahkan untuk pekerjaan-pekerjaan lain selain untuk bertahan hidup.

Banyak peradaban kuno mengumpulkan informasi astronomi secara sistematis melalui pengamatan yang sederhana. Meskipun mereka tidak memiliki pengetahuan tentang struktur fisik sebenarnya dari planet-planet dan bintang-bintang, banyak penjelasan teoretis yang diajukan. Fakta dasar tentang fisiologi manusia dikenal di beberapa tempat, dan alkimia dipraktikkan dibeberapa peradaban. Pengamatan yang cukup tentang flora dan fauna makrobiotik juga telah dilakukan.

Sejarah perkembangan sains (ilmu) berawal dari zaman YUnani Kuno, Arab, Rennaissance, dan terakhir zaman modern. Zaman Yunani merupakan zaman filsafat, karena pada zaman ini para filsuf menggunakan sikap ‘’Aninquiring Attitude’’ dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap ‘’ Receptive attitude’’. Dan di zaman ini banyak bermunculan filsuf terkenal seperti Thales, Phytagoras, Socrates, Demokritus, Plato, dan Aristoteles.

Zaman pertengahan merupakan zaman kemajuan pesat bagi agama islam, dimana banyaknya bermunculan para ilmuwan islam dari theolog–theolog islam seperti Al – Farabi, Al – Khawarizmi, Al – Kindi, Al – Ghazali, Ibnu Shina, Ibnu Rusdy, Ibnu Khaldun, Jabir Ibnu Hayyan, Al – razi, dll. Zaman Rennaisance merupakan kebangkitan para filsuf yang bebas berfikir tanpa adanya pengaruh ajaran agama. Tokoh – tokohnya yang terkenal seperti Nicolaus Copernicus, Galilio Galilei, Johanes Kepler, dan Frasisco Bacon. Zaman modern dikenal sebagai masa rasionalisme yang tumbuh dizaman modern karena munculnya berbagai ilmu pengetahuan yang berkembang dengan baik. Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene Decrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan J.J. Thomson.
Agus Dwi
Agus Dwi Selalu ada cara lain untuk menjadi lebih baik dari hari ini.

Posting Komentar untuk "Mengetahui Sejarah Tentang Sains"